5.2 Zibun-Zisin
Sejauh
ini, kami telah memfokuskan pada distribusi zibun
termasuk berbagai batasan yang berhubungan dengannya. Meskipun zibun dianggap
sebagai pokok/dasar refleksif kata dalam bahasa jepang, zibun tidak melemahkan
himpunan dari refleksif kata dalam bahasa.
Kata refleksif lainnya, zibun-zisin,
baru-baru ini telah menarik lebih banyak perhatian sejak tindakannya yang
menarik dalam perbandingannya dengan zibun.
Zibun-zisin merupakan kata gabung yang juga berarti “diri sendiri”. Akan
tetapi, zibun-zisin menunjukkan reaksi yang agak berbeda dari zibun, misalnya seperti
yang telah didiskusikan oleh Aikawa (1993,1994), Katada (1991), dan Nakamura
(1987).
Pertama,
kami telah meneliti bahwa zibun menunjukkan karakteristik dari refleksif jarak
jauh. Contoh terkait telah diperiksa berturut-turut pada (121) – (122), yang
diulang pada (144a) – (145a). Zibun – zisin, sebaliknya, berperilaku lebih
seperti bahasa Inggris dalam pendahuluan yang ditemukan dalam klausa yang sama
(Aikawa 1993, 1994; Katada 1991; Nakamura 1987). Kondisi pasangan klausa tampak
memuaskan saat dimana zibun – zisin muncul. Hal ini digambarkan pada (144b) dan
(145b).
(144)
a. Taroo
ga Hanako ni [Zirooᵢ -ga zibunᵢᵢ -o
hihan-sita] -to itta.
Taro-Nom Hanako-to Ziro-Nom self-Acc CRITICIZED-comp said.
“Taro berkata pada Hanako bahwa Ziro mengkritik diri”
b. Tarooᵢ-ga Hanako-ni [Zirooᵢ-ga zibun-zisinᵢᵢ-o
hihan-sita]-to itta
Taro-Nom Hanako-to
Ziro-Nom self-Acc
criticized-COMP said
“Taro
berkata pada Hanako bahwa Ziro mengkritik diri”
(145)
a. Tarooᵢ-ga
Hanako-ni [Zirooᵢ-ga zibunᵢᵢ-no uti-de kizetu-sita]-to itta
Taro-Nom Hanako-to Ziro-Nom self-Gen house-in fainted-COMP said
“Taro berkata pada Hanako bahwa Ziro pingsan di
rumahnya”
b. Tarooᵢ-ga Hanako-ni [Zirooᵢ-ga zibun-zisinᵢᵢ-no uti-de kizetu-sita]-to itta.
Taro-Nom Hanako-to
Ziro-Nom self-Gen house-in fainted-COMP
said.
“Taro
berkata pada Hanako bahwa Ziro pingsan di rumahnya.”
Sebagai penunjuk
co-indeks, pada kasus zibun yang mendahului bisa berupa subjek tambahan yaitu
Ziroo atau subjek acuan/subjek
matrik yaitu Taroo, namun zibun-zisin tidak memiliki kebebasan seperti itu dan
mengidentifikasi subjek pelekat/terpadu yaitu Ziroo sebagai pendahuluannya.
Kondisi pasangan klausa, meskipun
demikian, ternyata menjadi terlalu kuat bagi zibun-zisin. Seperti yang
didiskusikan Aikawa (1994), ketika zibun-zisin muncul sebagai subjek dari
klausa terpadu, pendahuluan ditemukan di dalam klausa utama. Situasi ini
digambarkan pada contoh yang sedikit dimodifikasi dari Aikawa (1994: 2).
(146)
a. Johnᵢ-wa
[zibun-zisinᵢ-ga Mary-o korosita]-to omotte iru
John-Top self-Nom Mary-Acc killed-COMP think
“John
berfikir bahwa dirinya sendiri telah membunuh Mary.”
Dalam
contoh ini pendahuluan dari zibun-zisin adalah subjek acuan/subjek matrik.
Karenanya, kondisi pasangan klausa yang diobservasi sejauh ini sebagai
zibun-zisin bukan merupakan subjek terpadu.
Yang perlu dicatat yakni zibun-zisin
berbagi dengan zibun yakni sifat
yang mendahuluinya adalah subjek. Pada kalimat (b) di atas, pendahuluan dari zibun-zisin terbatas pada subjek pelekat.
Perbedaan kedua antara zibun dan zibun-zisin yakni
zibun-zisin tidak dapat mengacu pada pembicara/speaker, tak seperti zibun
(Aikawa: 1993). Kita telah melihatnya pada (137) bahwa zibun dapat mengacu pada
pembicara tanpa menggambarkan pendahuluan yang jelas dalam kalimat meskipun
penggunaan zibun ini terbatas pada dialek tertentu dalam bahasa Jepang.
Zibun-zisin, dilain pihak, tidak dapat digunakan untuk mengacu pada
pembicara/speaker bahkan dalam dialek yang mengijinkan penggunaan zibun yang
seperti itu. Jadi, kalimat di bawah ini benar-benar tidak gramatikal dalam
semua dialek bahasa Jepang.
(147)
* Zibun-zisin ga ikimasu.
Self-Nom go
“Saya akan
pergi”
Karena itu, antara zibun dan zibun-zisin, yang terakhir
lebih mirip kata ganti refleksif bahasa Inggris daripada dasar sebelumnya pada
penelitian yang dibuat di atas.
Akhirnya,
pada sub-bab sebelumnya, kita telah meneliti bahwa zibun dapat dimodifikasi
dengan adjektiva, numeral quantifier, dan kalimat pengubah/modifikasi, namun
Aikawa (1993) menunjukkan bahwa sifat ini tidak berhubungan dengan zibun-zisin.
Contoh untuk menggambarkan hal ini adalah dalam (148) – (149), yang mana harus
berlawanan dengan contoh zibun dalam (133) – (135), yang diulang di dawah ini.
(148)
*Tarooᵢ-ga kagami-no naka-ni
atarashii zibun-zisinᵢ-o mituketa.
Taro-Nom
mirror-Gen inside-in new self-Acc found
“Taro menemukan diri yang baru di dalam cermin.”
(149)
*Hanakoᵢ-ga kagami-no naka-ni gonin-no zibun-zisinᵢ-o mita.
Hanako-Nom
mirror-Gen inside-in five-gen
self-Acc saw
“Hanako melihat 5 orang di dalam cermin.”
(150)
*Zirooᵢ-ga omoidoorini
huruma-e-nakatta zibun-zisinᵢ-ni gakkarisita.
Ziro-Nom as one wishes
behave-potential-didn’t
self-at disappointed.
“Ziro kecewa pada dirinya yang tidak bisa
bersikap/bertindak seperti yang dia harapkan.”
(133)
Tarooᵢ-ga
kagami-no naka-ni atarashii zibunᵢ-o mituketa.
Taro-Nom mirror-Gen inside-in new self-Acc found
“Taro menemukan diri yang baru di dalam cermin”
(134)
Hanakoᵢ-ga
kagami-no naka-ni gonin-no
zibunᵢ-o mita.
Hanako-Nom mirror-Gen
inside-in five-Gen self-Acc saw.
“Hanako melihat 5 orang di dalam cermin.”
(135)
Zirooᵢ-ga omoidoorini
huruma-e-nakatta zibunᵢ-ni gakkari-sita.
Ziro-Nom as one wishes behave-potential-didn’t self-at
disappointed.
“Ziro kecewa pada dirinya yang tidak bisa
bersikap/bertindak seperti yang dia harapkan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar