Jumat, 04 Desember 2015

TOGORON [JIBUN - JISHIN]

5.2 Zibun-Zisin

Sejauh ini, kami telah memfokuskan pada distribusi zibun termasuk berbagai batasan yang berhubungan dengannya. Meskipun zibun dianggap sebagai pokok/dasar refleksif kata dalam bahasa jepang, zibun tidak  melemahkan himpunan dari refleksif kata dalam bahasa.  Kata refleksif lainnya, zibun-zisin, baru-baru ini telah menarik lebih banyak perhatian sejak tindakannya yang menarik dalam perbandingannya dengan zibun. Zibun-zisin merupakan kata gabung yang juga berarti “diri sendiri”. Akan tetapi, zibun-zisin menunjukkan reaksi yang agak berbeda dari zibun, misalnya seperti yang telah didiskusikan oleh Aikawa (1993,1994), Katada (1991), dan Nakamura (1987).
Pertama, kami telah meneliti bahwa zibun menunjukkan karakteristik dari refleksif jarak jauh. Contoh terkait telah diperiksa berturut-turut pada (121) – (122), yang diulang pada (144a) – (145a). Zibun – zisin, sebaliknya, berperilaku lebih seperti bahasa Inggris dalam pendahuluan yang ditemukan dalam klausa yang sama (Aikawa 1993, 1994; Katada 1991; Nakamura 1987). Kondisi pasangan klausa tampak memuaskan saat dimana zibun – zisin muncul. Hal ini digambarkan pada (144b) dan (145b).

(144)
a.       Taroo ga    Hanako ni [Zirooᵢ -ga zibunᵢᵢ -o hihan-sita] -to                 itta.
Taro-Nom Hanako-to Ziro-Nom self-Acc   CRITICIZED-comp      said.
“Taro berkata pada Hanako bahwa Ziro mengkritik diri”

b.      Tarooᵢ-ga     Hanako-ni [Zirooᵢ-ga zibun-zisinᵢᵢ-o hihan-sita]-to         itta
Taro-Nom Hanako-to  Ziro-Nom self-Acc         criticized-COMP   said
“Taro berkata pada Hanako bahwa Ziro mengkritik diri”

(145)
a.       Tarooᵢ-ga   Hanako-ni [Zirooᵢ-ga zibunᵢᵢ-no uti-de      kizetu-sita]-to   itta
Taro-Nom Hanako-to  Ziro-Nom self-Gen  house-in fainted-COMP  said
“Taro berkata pada Hanako bahwa Ziro pingsan di rumahnya”

b.      Tarooᵢ-ga   Hanako-ni [Zirooᵢ-ga  zibun-zisinᵢᵢ-no uti-de       kizetu-sita]-to   itta.
Taro-Nom Hanako-to   Ziro-Nom   self-Gen        house-in  fainted-COMP  said.
“Taro berkata pada Hanako bahwa Ziro pingsan di rumahnya.”

Sebagai penunjuk co-indeks, pada kasus zibun yang mendahului bisa berupa subjek tambahan yaitu Ziroo atau subjek acuan/subjek matrik yaitu Taroo, namun zibun-zisin tidak memiliki kebebasan seperti itu dan mengidentifikasi subjek pelekat/terpadu yaitu Ziroo sebagai pendahuluannya.
            Kondisi pasangan klausa, meskipun demikian, ternyata menjadi terlalu kuat bagi zibun-zisin. Seperti yang didiskusikan Aikawa (1994), ketika zibun-zisin muncul sebagai subjek dari klausa terpadu, pendahuluan ditemukan di dalam klausa utama. Situasi ini digambarkan pada contoh yang sedikit dimodifikasi dari Aikawa (1994: 2).

(146)
a.       Johnᵢ-wa [zibun-zisinᵢ-ga Mary-o korosita]-to omotte iru
John-Top self-Nom Mary-Acc killed-COMP think
“John berfikir bahwa dirinya sendiri telah membunuh Mary.”

Dalam contoh ini pendahuluan dari zibun-zisin adalah subjek acuan/subjek matrik. Karenanya, kondisi pasangan klausa yang diobservasi sejauh ini sebagai zibun-zisin bukan merupakan subjek terpadu.
            Yang perlu dicatat yakni zibun-zisin berbagi dengan zibun yakni sifat yang mendahuluinya adalah subjek. Pada kalimat (b) di atas, pendahuluan dari zibun-zisin terbatas pada subjek pelekat.
Perbedaan kedua antara zibun dan zibun-zisin yakni zibun-zisin tidak dapat mengacu pada pembicara/speaker, tak seperti zibun (Aikawa: 1993). Kita telah melihatnya pada (137) bahwa zibun dapat mengacu pada pembicara tanpa menggambarkan pendahuluan yang jelas dalam kalimat meskipun penggunaan zibun ini terbatas pada dialek tertentu dalam bahasa Jepang. Zibun-zisin, dilain pihak, tidak dapat digunakan untuk mengacu pada pembicara/speaker bahkan dalam dialek yang mengijinkan penggunaan zibun yang seperti itu. Jadi, kalimat di bawah ini benar-benar tidak gramatikal dalam semua dialek bahasa Jepang.

(147)
* Zibun-zisin ga ikimasu.
   Self-Nom           go
   “Saya akan pergi”           

Karena itu, antara zibun dan zibun-zisin, yang terakhir lebih mirip kata ganti refleksif bahasa Inggris daripada dasar sebelumnya pada penelitian yang dibuat di atas.
            Akhirnya, pada sub-bab sebelumnya, kita telah meneliti bahwa zibun dapat dimodifikasi dengan adjektiva, numeral quantifier, dan kalimat pengubah/modifikasi, namun Aikawa (1993) menunjukkan bahwa sifat ini tidak berhubungan dengan zibun-zisin. Contoh untuk menggambarkan hal ini adalah dalam (148) – (149), yang mana harus berlawanan dengan contoh zibun dalam (133) – (135), yang diulang di dawah ini.

(148)
*Taroo-ga  kagami-no  naka-ni  atarashii zibun-zisin-o mituketa.
 Taro-Nom mirror-Gen inside-in  new      self-Acc             found
“Taro menemukan diri yang baru di dalam cermin.”

(149)
*Hanako-ga   kagami-no   naka-ni   gonin-no zibun-zisin-o mita.
Hanako-Nom  mirror-Gen inside-in five-gen   self-Acc         saw
“Hanako melihat 5 orang di dalam cermin.”    

(150)
*Zirooᵢ-ga   omoidoorini    huruma-e-nakatta           zibun-zisinᵢ-ni gakkarisita.
 Ziro-Nom  as one wishes  behave-potential-didn’t  self-at              disappointed.
“Ziro kecewa pada dirinya yang tidak bisa bersikap/bertindak seperti yang dia harapkan.”

(133)
Taroo-ga   kagami-no  naka-ni  atarashii zibun-o  mituketa.
Taro-Nom mirror-Gen inside-in new       self-Acc   found
“Taro menemukan diri yang baru di dalam cermin”

(134)
Hanako-ga     kagami-no   naka-ni   gonin-no  zibun-o   mita.
Hanako-Nom mirror-Gen  inside-in five-Gen  self-Acc   saw.
“Hanako melihat 5 orang di dalam cermin.”

(135)
Zirooᵢ-ga   omoidoorini    huruma-e-nakatta           zibunᵢ-ni    gakkari-sita.
Ziro-Nom as one wishes  behave-potential-didn’t    self-at      disappointed.
“Ziro kecewa pada dirinya yang tidak bisa bersikap/bertindak seperti yang dia harapkan.”

Seperti yang ditunjukkan oleh contoh, zibun-zisin tidak mengambil perubahan apapun. Dalam hal ini, juga, zibun-zisin punya kemiripan yang besar dengan kata ganti refleksif bahasa Inggris dibandingkan yang zibun lakukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar