Kamis, 26 Desember 2013

SHIGA NAOYA



Shiga Naoya merupakan salah satu pengarang novel dan cerita pendek Jepang yang yang paling berpengaruh pada jaman Taisho dan Showa dan menjadi salah satu tokoh sastra Jepang yang paling dihormati dari abad kedua puluh. Beliau lahir pada tanggal 20 Februari 1883 di kota Ishinomaki, prefektur Miyagi dan meninggal tanggal 21 Oktober 1971 di Tokyo pada usia 88 tahun akibat pneumonia.
Shiga Naoya merupakan putra kedua dari Shiga Naoharu. Pada saat itu, mereka tinggal di Miyagi karena sang ayah yang bekerja sebagai pegawai bank di sana. Kemudian mereka pindah ke Tokyo ketika Naoya berusia tiga tahun untuk tinggal bersama kakeknya, Shiga Naomichi dan neneknya, Rume. Naoya sangat menyayangi kakek dan neneknya karena sang nenek sangat memanjakannya dan baginya sang kakek merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya. Ibunya meninggal saat Naoya berusia 13 tahun. Beliau kemudian menuliskan tentang kematian ibunya dan pernikahan kembali ayahnya dalam “Haha No Hi To Atarashii Haha” (Kematian Ibuku Dan Ibu Baruku). Naoya dan ibu tirinya memiliki hubungan yang harmonis. Namun sebaliknya, hubungannya dengan sang ayah semakin memburuk.
Pada tahun 1900, Naoya menjadi pengikut agama Kristen dan mulai mengikuti kegiatan sosial. Naoya berencana turut serta dalam aksi protes terhadap perusahaan tambang tembaga Ashio yang telah mencemari sungai dan meracuni penduduk disekitarnya. Namun sang ayah yang pernah bekerja sama dengan perusahaan tersebut melarang Naoya untuk ikut berpartisipasi. Meskipun akhirnya Naoya mengikuti perintah ayahnya, namun hal ini menjadi awal keregangan hubungan keduanya. Ketegangan antara Naoya dan ayahnya semakin memuncak karena kisah cinta Naoya dengan salah satu pelayan keluarga dan Naoya menyatakan niatnya untuk menikahi gadis itu. Ayah Naoya yang memiliki kebanggaan karena merupakan kerturunan dari keluarga terpandang dan terkemuka sangat menentang hal tersebut. Dia memisahkan keduanya dengan mengusir pelayan tersebut dari kediaman keluaraga Shiga.
Selama di perguruan tinggi, Naoya mulai tertarik untuk menulis, yang mana bagi sang ayah dianggap sebagai kegiatan yang tak ada gunanya. Naoya bersama teman-temannya kemudian mendirikan “Shirakaba” pada tahun 1910. Shirakaba merupakan grup penganut paham humanisme yang berdasarkan pada paham idealisme dan menentang pandangan naturalisme. Pengarang-pengarang terdapat di dalamnya antara lain: Mushanokooji Saneatsu, Shiga Naoya, Arishima Takeo, Nagayo Yoshio dan Satomi Ton. Edisi pertama dari majalah ini memuat sebuah novel karangannya yang berjudul “Abashiri Made” (nama tokoh pada buku ini). Pada tahun yang sama, Naoya juga menerbitkan “Kamisori” (The Razor).   
Pada tahun 1912, Naoya menerbitkan autobiografi berjudul “Otsu Junkichi”yang menceritakan tentang kisah cintanya dengan sang pelayan. Terbitnya novel ini menyebabkan Naoya bertengkar lagi dengan ayahnya sehingga Naoya dipaksa untuk meninggalkan rumahya. Setelah kejadian itu, Naoya memutuskan untuk tinggal di Onomichi mengikuti saran temannya. Dan di tahun 1913 ia kembali menerbitkan sebuah karyanya yang berjudul  Seibei To Hyotan” (Seibei’s Gourd). Ia kemudian menikah pada tahun 1914 dengan Yasuko Kageyunokoji (sepupu dari Saneatsu Mushanokoji) yang merupakan seorang janda beranak satu. Hal ini menyebabkan putusnya hubungan Naoya dengan keluarganya dan melepas hak warisnya. Pada tahun 1915, ia bersama istrinya pindah ke Abiko di prefektur Chiba.
Pada tahun 1917, Naoya kembali mengeluarkan sebuah karya berjudul ”Kinosaki Ni Te” (At Kinosaki). Setelah kelahiran putri kedua Naoya (putri pertamanya meninggal tidak lama setelah dilahirkan tahun lalu), ia berbaikan dengan ayahnya. Hal ini dia ungkapkan dalam novelnya yang berjudul “Wakai” (Reconciliation, 1917). “Wakai” merupakan autobiografi mengenai konflik antara dirinya dan ayahnya, sedangkan “Kinosaki Ni Te” ditulisnya berdasarkan atas pengalamannya saat sedang beristirahat di Onsen Kinosaki setelah terluka parah akibat tertabrak kereta api di Tokyo.
Pada tahun1920, Naoya menerbitkan “Kozo no Kamisama” dan “Takibi”. Kemudian dari tahun 1921-1937, Naoya mengerjakan karya besarnya yakni “An’ya Koro” (A Dark Night’s Passing) yang menjadi satu-satunya novel panjang yang ditulisnya, yang kemudian menjadi salah satu adikarya sastra Jepang modern. Setelah meninggal dunia beliau dimakamkan di pemakaman Aoyama, Tokyo. Banyak naskah hasil karyanya yang disumbangkan ke museum sastra modern Jepang. Naskah, surat-surat dan barang peninggalan Shiga Naoya disimpan di Museum Sastra Shirakaba di Abiko, prefektur Chiba.
Shiga Naoya memiliki sifat yang keras, menjunjung tinggi kesusilaan, dan menentang ketidakadilan. Beliau mempunyai pandangan tersendiri tentang kehidupan yang didasari humanisme. Gaya penulisannya sangat sempurna dan realis. Shinga Naoya disebut-sebut sebagai “Bungaku No Kamisama”, “Shosetsu No Kamisama” maupun “God Of Fiction”. Pada tahun 1949, beliau dianugerahi Order of Culture oleh pemerintahan Jepang. Penulis terkenal yang pernah belajar padanya antara lain: Kosaku Takii, Kazuo Ozaki, Kazuo Hirotsu, Kiku Amino, Shizuo Fujieda, Toshimasa Shimamura, Kiyoshi Naoi, Hiroyuki Agawa dan Takijii Kobayashi.
Donald Keene pernah berkata, "Tidak ada penulis modern yang lebih diidolakan daripada Shiga Naoya. Setengah lusin penulis pernah menjadi muridnya, dan tak terhitung jumlah orang yang mendapatkan pengaruh dari tulisannya." Penulis terkemuka seperti Akutagawa Ryunosuke, Tanizaki Junichiro, dan Kawabata Yasunari pun mengagumi karyanya. Meskipun pasca-Perang Dunia II ada beberapa kritikus yang mempertanyakan nilai dan sepenting apa karyanya, namun mereka mengakui bahwa ia tetap seorang tokoh penting. Shiga Naoki mendapatkan banyak pujian karena kemampuannya untuk menyampaikan keadaan psikologis yang kompleks melalui saran, implikasi, dan kiasan dalam karya-karyanya.

Berikut merupakan beberapa buah karya beliau selama hidupnya:

·         Abashiri made (To Abashiri)
·         Kamisori (The Razor)
·         Fusuma (The Paper Door)
·         Ōtsu Junkichi
·         Seibei to Hyōtan (Seibei’s Gourds)
·         An'ya Kōro (A Dark Night's Passing)
·         Kinosaki ni te (At Kinosaki)
·         Wakai (Reconciliation)
·         Kozō no Kamisama (The Servant Boy’s God)
·         Akanishi Kakita
·         Banreki Akae
·         Yadokari no Shi 
·         Ko o Nusumu Hanashi 
·         Han no Hanzai (Han’s Crime)
·         Haha no Shi to Atarashii Haha
·         Seigiha
·         Takibi
Haiiro no Tsuki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar