Rabu, 22 Mei 2013


RESENSI NOVEL OUT


Judul                           : BEBAS
Judul Asli                    : OUT
Pengarang                   : Natsuo Kirino
Penerjemah                  : Lulu Wijaya
Jumlah Halaman          : 576 halaman
Penerbit                       : PT. Gramedia Pustaka Utama
Harga                          : Rp 55.000,-
Tahun Terbit                : 2007

Natsuo Kirino lahir tahun 1951. Dia dengan cepat membangun reputasi di negaranya sebagai penulis kisah misteri dengan bakat yang langka, yang karya-karyanya berbeda dari genre kisah kriminal yang biasanya. Ini terbukti saat dia memenangkan tidak hanya penghargaan grand prix untuk fiksi kriminal di Jepang (untuk novel out pada tahun 1998) tapi juga salah satu penghargaan sastra tertinggi di negeri itu (pengghargaan Naoki untuk novel soft cheeks) pada tahun 1999. Beberapa bukunya juga sudah diangkat menjadi film layar lebar. Out adalah novel pertama Natsuo Kirino yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan pernah dinominasikan untuk penghargaan Edgar.

SINOPSIS
Di daerah pinggiran Tokyo, empat wanita bekerja shift malam di pabrik makanan kotak. Beban hidup yang berat dan hutang menumpuk membuat Yayoi, salah satu dari mereka tak tahan lagi. Dia membunuh suaminya yang penjudi dan suka main perempuan, kemudian meminta bantuan pada Masako, teman sekerjanya yang paling karib untuk membereskan mayat suaminya. Masako dengan dua teman lainnya Yoshie dan Kuniko bersedia membantu Yayoi untuk menyingkirkan mayat tersebut dengan cara memotong-motong tubuhnya. Ketika bagian-bagian tubuh mayat tersebut ditemukan, polisi mulai melacak pembunuhnya. Tapi bukan hanya polisi yang mengejar mereka, melainkan juga seorang lintah darat yang berkaitan dengan yakuza yang mengetahui rahasia mereka, serta seorang pemilik kelab malam yang kejam, yang dituduh sebagai pembunuh oleh polisi sehingga kehilangan segala harta miliknya, dan berniat membalas dendam pada mereka berempat.

Out – Bebas, merupakan novel fiksi terjemahan bertemakan pembunuhan yang dilakukan oleh empat orang wanita dengan cara memotong-motong mayat korbannya. Kelebihan yang ada di dalam novel ini yaitu ada pada cara si pengarang dalam menyampaikan alur cerita dengan menempatkan empat orang wanita yakni Yayoi, Yoshie, Kuniko dan Masako secara bergiliran menjadi pokok cerita di setiap babnya. Jadi di tiap babnya, keempat wanita ini akan saling silih berganti menjadi tokoh utamanya. Dengan begitu, kita akan dapat memahami masalah apa yang sedang mereka hadapi dan bagaimana mereka kemudian akan menyelesaikan masalahnya.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju dan mundur, dimana kita akan mengetahui kehidupan masing-masing tokoh di masa lalu baru kemudian cerita berlanjut dengan menceritakan kehidupan mereka di masa sekarang yang masih dibayang-bayangi oleh masa lalu mereka.     
Poin menarik lainnya yang dapat kita temukan dalam novel ini yaitu, dengan membaca novel ini kita dapat mengetahui sisi gelap negara Jepang. Si pengarang menggambarkan bagaimana keadaan Jepang pada masa itu dan jika kita membacanya secara lebih mendalam, kita akan menemukan bahwa ada banyak masalah sosial yang memberikan tekanan pada warga Jepang. Salah satunya yakni beban hidup yang berat di Jepang mengakibatkan empat orang wanita dalam novel ini harus bekerja shift malam di sebuah pabrik untuk mendapatkan upah kerja yang lebih banyak. Dengan tekanan hidup yang begitu berat, keempat wanita tersebut jadi harus berupaya keras mencari uang untuk kelangsungan hidup mereka dengan terus bekerja meskipun usia mereka sudah tidak muda lagi. Dan meskipun mereka telah lelah bekerja, mereka tidak punya cukup waktu untuk beristirahat karena mereka masih harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga mereka masing-masing. Semua yang mereka lakukan seolah belum cukup berat, masalah terus saja datang menghampiri mereka dan membuat mereka terpojok, sehingga mereka memutuskan untuk memilih jalan yang menjauhi cahaya demi kelangsungan hidup mereka. Cerita dalam novel ini jadi semakin menarik setelah keempat wanita tersebut mulai putus asa dengan hidup mereka dan bersedia melakukan apapun untuk terus hidup, tanpa menyadari bahaya yang akan mereka hadapi nantinya akibat ulah mereka sendiri.        
Secara keseluruhan, novel ini merupakan novel yang sangat menarik untuk dibaca. Selain alur yang diceritakan secara rapi dan berurutan, si pengarang juga mampu membuat rasa penasaran pembaca meningkat di tiap babnya. Si pengarang mampu mendeskripsikan kesulitan hidup yang dialami masing-masing tokohnya dengan baik sehingga mampu membuat pembaca merasa iba dan bersimpati kepada para tokoh. Konflik yang terjadi pun diceritakan sedemikian rupa sehingga mampu membuat para pembaca merasakan ketegangan yang terjadi di dalam novel ini.
Sayangnya, karena si pengarang harus menceritakan kehidupan tokoh yang berbeda di setiap babnya, alur cerita jadi berjalan dengan lambat dan panjang. Pengarang mengulas kembali kejadian yang telah terjadi pada bab sebelumnya sehingga narasi cerita di tiap babnya jadi sangat panjang. Narasi yang terlalu panjang akan mengakibatkan pembaca cepat merasa bosan. Menurut saya ini satu-satunya kelemahan yang terdapat di dalam novel ini.
Namun terlepas dari kekurangan yang ada, novel ini sangat bagus dan jadi salah satu pilihan novel misteri terbaik untuk dibaca. Karena dengan membaca novel ini, kita dapat mengetahui sisi gelap yang terdapat dalam kehidupan masayarakat Jepang. Selain itu, kita juga jadi bisa memahami betapa beratnya beban hidup yang harus dihadapi oleh warga Jepang khususnya wanita demi mempertahankan kehidupan dan rumah tangganya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar