Pada bulan oktober
banyak orang jepang yang melaksanakan pernikahan (Kekkon Shiki). Memilih hari
pernikahan yang terbaik adalah sesuatu yang harus diperhatikan. Jika di
Indonesia ada Pon, Pahing, dan sebagainya, di Jepang disebut dengan Rokuyo yang
terdiri atas 6 buah yaitu Sengachi, Tomobiki, Sempu, Betsumetsu, Taian dan
Jakku. Menurut
orang Jepang hari yang paling buruk adalah Betsumetsu, dan yang paling
baik adalah Taian. Upacara perkawinan di
Jepang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Butsuzen Kekkon Shiki (Perkawinan
Berdasarkan Agama Buddha), Kirisutokyoo Kekkon Shiki (Perkawinan Berdasarkan
Agama Kristen) Dan Shinzen Kekkon Shiki (Perkawinan Berdasarkan Agama Shinto).
A.
PERNIKAHAN SHINTO
Walaupun ada beberapa cara untuk merayakan sebuah pernikahan di Jepang, namun kebanyakan
pasangan mengikuti ritual tradisi Shinto. Shinto
(cara-cara Dewa) adalah kepercayaan tradisional masyarakat Jepang dan merupakan
agama yang paling populer di Jepang di samping agama Budha.
ROKUYO
(六曜)
Sampai saat ini masih banyak kalender
dinding Jepang yang memuat hari-hari mistik. Hari-hari
mistik sampai sekarang ini masih dipercaya sebagai pedoman untuk memilih hari
baik untuk melakukan upacara yang sifatnya resmi seperti resepsi pernikahan
dan upacara pemakaman. Pekan yang
disebut rokuyō (六曜) terdiri dari 6 hari-hari mistik: sakigachi, butsumetsu,
tomobiki, sakimake, dan shakko.
Arti hari-hari mistik Jepang adalah sebagai
berikut:
·
Sakigachi
atau senshō (先勝)
Hari baik untuk acara
penting, asalkan acara tersebut diadakan pada pagi hari dan sebaiknya tidak
mengadakan acara penting sesudah tengah hari.
·
Butsumetsu
(仏滅)
Hari sial untuk memulai
sesuatu. Sebaiknya tidak mengadakan resepsi pernikahan atau membuka bisnis.
·
Tomobiki
(友引)
Hari untuk tidak
mengadakan pemakaman. Tomo (友)
artinya teman, Biki (引)
artinya menarik. Konon kalau mengadakan pemakaman pada hari ini, orang yang
meninggal akan “mengajak” teman-temannya yang masih hidup untuk ikut pergi bersama-sama
ke alam sana.
·
Dai an
(大安)
Hari mujur untuk
melakukan segala macam kegiatan. Hari terbaik untuk menikah atau mengadakan
resepsi pernikahan.
·
Sakimake
atau senbu (先負)
Hari harus
berhati-hati. Pada hari ini sebaiknya menghindari keputusan yang sifatnya
penting.
·
Shakkō
(赤口)
Hari sial. Pada hari
ini sebaiknya tidak mengadakan acara yang sifatnya penting seperti pemakaman
atau pernikahan.
TATA CARA DAN ALUR
Upacara pernikahan Shinto sifatnya sangat pribadi, hanya dihadiri oleh keluarga
dan kerabat dekat. Seringkali diadakan di sebuah tempat suci atau altar suci
yang dipimpin oleh pendeta Shinto (kannushi). Banyak hotel dan restauran yang dilengkapi
dengan sebuah ruangan khusus bagi upacara pernikahan. Selama hari-hari
keberuntungan tertentu dalam kalender Jepang, sangat lumrah untuk melihat
lusinan pasangan mengikat janji dalam pernikahan Jepang di tempat suci Shinto.
Di awal upacara pernikahan, pasangan
dimurnikan oleh pendeta Shinto. Kemudian
pasangan berpartisipasi dalam sebuah ritual yang dinamakan san-san kudo. Selama ritual ini, mempelai perempuan dan pria bergiliran
menghirup sake, sejenis anggur yang terbuat dari beras yang
difermentasikan, masing-masing menghirup sembilan kali dari tiga cangkir yang
disediakan. Ritual ini bertujuan
untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan.
Saat mempelai perempuan dan pria mengucap
janji, keluarga mereka saling berhadapan. Setelah itu, anggota keluarga dan kerabat dekat
dari kedua mempelai saling bergantian minum sake, menandakan persatuan
atau ikatan melalui pernikahan.
Upacara ditutup dengan mengeluarkan sesaji
berupa ranting Sakaki (sejenis pohon keramat) yang ditujukan kepada Dewa
Shinto. Tujuan kebanyakan ritual Shinto adalah untuk mengusir
roh-roh jahat dengan cara pembersihan, doa dan persembahan kepada Dewa.
Prosesi singkat ini sederhana dalam
pelaksanaannya namun sungguh-sungguh khidmat. Maknanya untuk memperkuat janji
pernikahan dan mengikat pernikahan fisik kedua mempelai secara rohani.
Apabila sepasang mempelai
Jepang ingin melaksanakan pernikahan tradisional Jepang yang murni, maka kulit
sang mempelai perempuan akan dicat putih dari kepala hingga ujung kaki yang
melambangkan kesucian dan dengan nyata menyatakan status kesuciannya kepada
para dewa.
Mempelai perempuan umumnya akan diminta
memilih antara dua topi pernikahan tradisional. Satu adalah penutup kepala
pernikahan berwarna putih yang disebut tsuni kakushi (secara harafiah
bermakna "menyembunyikan tanduk"). Tutup kepala ini dipenuhi dengan
ornamen rambut kanzashi di bagian atasnya di mana mempelai perempuan
mengenakannya sebagai tudung untuk menyembunyikan "tanduk
kecemburuan", keakuan dan egoisme dari ibu mertua - yang sekarang akan
menjadi kepala keluarga. Masyarakat Jepang percaya bahwa cacat karakter seperti
ini perlu ditunjukkan dalam sebuah pernikahan di depan mempelai pria dan
keluarganya.
Penutup kepala yang
ditempelkan pada kimono putih mempelai perempuan, juga melambangkan
ketetapan hatinya untuk menjadi istri yang patuh dan lembut dan kesediannya
untuk melaksanakan perannya dengan kesabaran dan ketenangan. Sebagai tambahan, merupakan kepercayaan tradisional bahwa rambut
dibiarkan tidak dibersihkan, sehingga umum bagi orang yang mengenakan hiasan
kepala untuk menyembunyikan rambutnya.
Hiasan kepala tradisional lain yang dapat
dipilih mempelai perempuan adalah wata boushi. Menurut adat, wajah
mempelai perempuan benar-benar tersembunyi dari siapapun kecuali mempelai pria.
Hal ini menunjukkan kesopanan, yang sekaligus mencerminkan kualitas kebijakan
yang paling dihargai dalam pribadi perempuan. Mempelai
pria mengenakan kimono berwarna hitam pada upacara pernikahan.
Ibu sang mempelai
perempuan menyerahkan anak perempuannya dengan menurunkan tudung sang anak,
namun, ayah dari mempelai perempuan mengikuti tradisi berjalan mengiringi anak
perempuannya menuju altar seperti yang dilakukan para ayah orang Barat.
Jika kita menerima surat undangan pernikahan
dari seorang teman warga negara jepang, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
Menjawab Undangan Pernikahan
Setelah undangan diterima, diharuskan kita
segera membalas isi undangan tersebut, dengan mengirimkan kartu pos apakah dapat hadir atau tidak.
1.
Jika Tidak Dapat Hadir
a.
Dalam kartu pos kita tulis
ucapan selamat & alasan tidak bisa hadir, misalnya:
"Kekkon omedetou gozaimasu. Zannen nagara, toujitsu wa kaigaishucchou no tame, shussekisuru koto ga dekimasen. Douzo oshiawase".
(Selamat atas pernikahan anda. Sayang sekali, pada hari tersebut saya tidak bisa hadir karena ada tugas ke luar negri. Semoga berbahagia).
"Kekkon omedetou gozaimasu. Zannen nagara, toujitsu wa kaigaishucchou no tame, shussekisuru koto ga dekimasen. Douzo oshiawase".
(Selamat atas pernikahan anda. Sayang sekali, pada hari tersebut saya tidak bisa hadir karena ada tugas ke luar negri. Semoga berbahagia).
b.
Mengirinkan hadiah tanda ikut
bergembira. Tetapi perlu diingat, ada beberapa barang yang tidak bisa diberikan
karena dipercaya orang jepang dapat merusak kehidupan rumah tangganya kelak, yaitu:
§ Pisau, gunting, dan barang yang dapat memutuskan
sesuatu, karena khawatir akanmemutuskan ikatan pernikahan kelak.
§ Barang pecah belah sepeti gelas kaca, keramik, dll
karena khawatir akan memecah belah kerukunan berumah tangga.
2.
Jika Dapat Hadir
a.
Dalam kartu pos kita ucapan
selamat & terima kasih atas undangan tersebut, misalnya:
"Kekkon omedetou gozaimasu. Yorokonde shussekisaseteitadakimasu".
(Selamat atas pernikahan anda. Dengan senang hati saya akan menghadirinya).
"Kekkon omedetou gozaimasu. Yorokonde shussekisaseteitadakimasu".
(Selamat atas pernikahan anda. Dengan senang hati saya akan menghadirinya).
Pakaian Yang Digunakan Para Undangan
Pakaian yang digunakan, untuk pria adalah black suit (setelan berwarna hitam),
sedangkan untuk
wanita dapat menggunakan gaun, kimono, atau pakaian daerah lainnya.
Mempersiapkan Hadiah Pernikahan Berupa Uang
Mempersiapkan uang yang disebut
"Goshuugi" (congratulatory monetary gift) yang dimasukan ke
dalam amplop khusus yang disebut "Shuugibukuro" (congratulatory envelope).
Kira-kira uang yang diberikannya adalah 20 ribu-30 ribu yen jika teman kantor. Goshuugi
tersebut diberikan kepada resepsionis pernikahan sambil mengucapkan salam
persahabatan, misalnya:
“Honjitsu omedetou
gozaimasu... Kokorobakari no oiwaidesu”
(Selamat... ini sedikit hadiah untuk mempelai).
(Selamat... ini sedikit hadiah untuk mempelai).
Sambutan (Speech) & Pembawa
Acara (MC)
Jika kita diminta untuk
memberikan sambutan atau sebagai pembawa acara, ada beberapa kata yang tidak
boleh diucapkan yaitu: Wakareru (berpisah), owaru (berakhir), hanareru
(berjauhan), kiru (memotong) karena khawatir hal tsb akan terjadi dalam rumah
tangga kelak.
Contoh:
1.
Ucapan
penutup acara pernikahan
(X) Hiroen o owari ni shimasu (Kita akhiri upacara ini)
(O) Hiroen o ohiraki ni shimasu (Kita tutup upacara ini).
(X) Hiroen o owari ni shimasu (Kita akhiri upacara ini)
(O) Hiroen o ohiraki ni shimasu (Kita tutup upacara ini).
2.
Ucapan ketika mempersilakan
memotong kue
(X) Wedingu keeki o kiru ( silakan memotong kue)
(O) Wedingu keeki ni naifu o ireru (silakan memasukan pisau ke wedding cake).
(X) Wedingu keeki o kiru ( silakan memotong kue)
(O) Wedingu keeki ni naifu o ireru (silakan memasukan pisau ke wedding cake).
Pesta Lanjutan (Nijikai)
Setelah upacara
pernikahan tersebut selesai, beberapa kerabat atau sahabat dekat akan diundang
ke pesta lanjutan yang disebut "Nijikai" (post reception party).
Ucapan Perpisahan
Setelah
upacara/ pesta pernikahan selesai, kita berpamitan pada mempelai dengan mengucapkan
salam perpisahan, misalnya:
"Oshiawaseni... Totemo tanoshii paatii deshita".
(Semoga berbahagia... pestanya sangat menyenangkan).
"Oshiawaseni... Totemo tanoshii paatii deshita".
(Semoga berbahagia... pestanya sangat menyenangkan).
Beberapa Ucapan Selamat Kepada Mempelai
§ Kekkon omedetou gozaimasu. Suenagaku oshiawaseni
(Selamat atas penikahan anda. Semoga awet dan berbahagia)
(Selamat atas penikahan anda. Semoga awet dan berbahagia)
§ Kekkon omedetou gozaimasu. Ofutari no mirai ga subarashiimono de
arimasuyouni
(Selamat atas pernikahan anda. Semoga penuh dengan harapan indah bagi berdua)
(Selamat atas pernikahan anda. Semoga penuh dengan harapan indah bagi berdua)
§ Kekkon omedetou gozaimasu. Ofutari de, nakayoku, atatakai katei o
kizuiteitte kudasai.
(Selamat atas pernikahan anda. Semoga berdua rukun selalu dan membentuk keluarga yang menyenangkan)
(Selamat atas pernikahan anda. Semoga berdua rukun selalu dan membentuk keluarga yang menyenangkan)
SOVENIR
Seperti umumnya di
Indonesia, para tamu yang diundang pada pesta pernikahan di Jepang, perlu membawa goshugi atau
uang pemberian yang dimasukkan dalam amplop, yang dapat diberikan baik sebelum
atau sesudah upacara pernikahan.
Di akhir resepsi
pernikahan, tandamata atau Hikidemono seperti permen,
peralatan makan, atau pernak-pernik pernikahan, diletakkan dalam sebuah tas dan
diberikan kepada para tamu untuk dibawa pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar