Jumat, 07 Desember 2012

ANALISIS KARAKTER TOKOH DALAM GENJI MONOGATARI

  • Yugao - Dia adalah seorang wanita yang berusia sembilan belas tahun lebih muda dari Genji, merupakan selingkuhan genji untuk jangka waktu yang tidak lama. Sebelum bertemu Genji, Yūgao adalah istri dari Tō no Chūjō dan bahkan memberinya seorang putri, yang bernama Tamakazura. Namun, karena kecemburuan istri utama Tō no Chūjō, Yūgao meninggalkan Tō no Chūjō dan pergi bersembunyi. Dalam situasi inilah Genji bertemu dengan yugao. Genji menjadi sangat menyukai yugao, dan memindahkannya ke sebuah rumah tak berpenghuni, tempat dimana kemudian akhirnya ia meninggal. Yugao adalah wanita yang pemberani, dia punya keberanian untuk mengorbankan kehidupannya yang nyaman bersama Tō no Chūjō dan lari bersama putrinya, Tamakazura tanpa adanya dukungan dari orang tua maupun kekasihnya. Sebelum bertemu dengan genji, yugao telah memutuskan untuk memisahkan dirinya dari kehidupan duniawi, dia melarikan diri ke bukit untuk mendalami agama. Yugao merupakan orang yang telah mengajarkan genji tentang cinta sejati yang tak terikat oleh status sosial. Yugao merupakan wanita yang mampu membuat genji mengalihkan perhatiannya dari lady rokujo dan membuat genji melupakan Fujitsubo. yugao tidak pernah merasa khawatir dengan keadaan ekonominya, dan selalu mengikuti kata hatinya. Meskipun terlihat sembrono dalam bertindak, namun pada akhirnya genji belajar dari yugao untuk tidak lagi menyembunyikan wanita karena status sosialnya.
  • Lady Akashi - Lahir sebagai bangsawan tingkat menengah, hubungan cintanya dengan Genji bukan merupakan keinginnanya, tapi ayahnyalah yang bersikeras dalam menjodohkan mereka. Dia melahirkan seorang anak perempuan, yang merupakan putri tunggal Genji. Dia membawa putrinya sampai usia empat tahun, kemudian Genji memutuskan bahwa Lady Murasaki harus mengadopsi anak tersebut. Lady Akashi merasa amat sedih, namun secara bertahap menerima situasi tersebut. Di kemudian hari, ia bertemu putrinya lagi, yang telah menjadi istri dari putra mahkota. Lady Akashi merupakan wanita yang pandai dalam bermusik, kaligrafi dan berpuisi. Meskipun bukan merupakan istri utama genji, dia memiliki bakat artistik sehingga layak untuk masuk ke dalam keluarga kekaisaran. Genji membandingkan kemampuan akashi dalam bermain koto dengan Fujitsubo, wanita yang selalu ada dalam pikiran genji dan menganggap permainan koto lady akashi sempurna. Akashi menguasai lebih dari satu alat musik, pintar dalam kaligrafi, sehingga murasaki yang pada awalnya tidak menganggap akashi sebagai rival, tidak punya pilihan selain menerima lady akashi setelah mengetahui kehebatan bakatnya. Genji memperlakukan lady akashi sebagai seorang wanita berstatus sosial yang tinggi karena bakat miliknya. Meskipun lady akashi merupakan wanita dengan status sosial terendah yang berada di rokujo-in jika dibandingkan dengan wanita-wanita lainnya, namun lady akashi sangat dihormati karena sifat dan bakatnya. Lady akashi, di satu sisi hampir tidak berguna dalam mengurusi urusan domestik, namun di sisi lain dia mempunyai bakat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang istri dari seorang suami yang berasal dari keluarga kerajaan.
  • Ukifune - anak haram dari Hachinomiya, pangeran kedelapan Kaisar Kiritsubo. Kehadirannya hampir tidak diketahui oleh ayahnya. Dia akhirnya bertemu saudara perempuannya Naka no kimi, putri kedua dari Hachinomiya, dan sekarang istri dari Nio no miya. Selama ia tinggal bersama saudaranya, Nio no miya memperkosa dirinya. Penderitaan karena telah menghianati saudaranya, membuat ukifune memutuskan untuk mati dan menyelam ke sungai Uji. Hidupnya diselamatkan oleh seorang imam biksu Buddha yang lewat. Ukifune memutuskan untuk menjadi biarawati dan menolak Kaoru yang mengirimkan saudara laki-lakinya sebagai seorang utusan yang mencoba untuk membujuknya untuk kembali kepada Kaoru. Ukifune merupakan wanita yang membuat persaingan antara Kaoru dan Niou semakin memanas (kaoru dan niou merupakan pemimpin jepang generasi selanjutnya). Karena kaoru merupakan cucu dari Tō no Chūjō dan niou merupakan keturunan genji, situasi ini mengingatkan kita dengan kisah cinta yugao, genji dan Tō no Chūjō. Ukifune seperti wanita muda kebanyakan yang hidup di zaman Heian, dia merindukan cinta, terpikat karena puisi cinta yang diucapkan Niou. Namun, ukifune tidak dibutakan oleh hasratnya akan cinta. Dia merasakan bahwa suatu saat nanti Nio akan merasa bosan dengan dirinya. Perbedaan antara ukifune dan yugao yaitu, yugao tidak pernah menyiksa dirinya dengan pikiran bahwa ketidakhadirannya akan membuat Tō no Chūjō tak bahagia. Sedangkan ukifune, lebih mencintai niou daripada kaoru, namun ukifune tak tega menyakiti kaoru karena kaoru telah menjaga keselamatan dirinya dan merawatnya. ukifune tidak sadar bahwa kaoru hanya menggunakannya sebagai pengganti cinta pertama kaoru yang tidak tercapai. Sedangkan niou terkenal lemah pada wanita cantik dan jadi tergila-gila pada ukifune. Pada akhirnya ukifune bersikap tegas dengan memutuskan semua ikatannya dengan dunia ini dengan cara bunuh diri. Meskipun tidak mati, bagi ukifune aksinya yang melompat ke sungai uji merupakan simbol matinya ukifune yang lama dan terlahirnya ukifune yang baru. Ukifune ingin melupakan masa lalunya, karena itu saat ia selamat dari sunga uji, di tak ingin ada orang yang tau jika ia masih hidup dan berpura-pura jika ia lupa ingatan. Dengan dirinya yang terlahir kembali menjadi sosok yang baru, ia melihat kehidupan ini dengan cara pandang yang lebih dewasa, ukifune membuat keputusan besar untuk menjadi seorang birawati. Dengan meninggalkan masa lalunya dan menjadi seorang biarawati, ukifune mendaji sosok yang lebih kuat dan tabah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar