Sejak dahulu teh
memang terkenal memiliki banyak khasiat bagi tubuh. Meminum teh dapat
mengurangi rasa lelah, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kinerja tubuh dan
kekuatan otak. Teh merupakan minuman hasil pengolahan dari pucuk tanaman teh (Camelia sinensis) yang biasanya
tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian 200-2000 meter di atas permukaan laut
dan dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat celcius. Hingga saat ini, terdapat
sekitar 1500 jenis teh yang tersebar di seluruh dunia.
Ada berbagai macam legenda
mengenai asal mula teh, namun kisah yang paling banyak ditulis adalah cerita
tentang Kaisar Shen Nung dari provinsi Yunan-Cina yang hidup sekitar tahun 2737
SM. Cerita penemuan teh oleh kaisar terjadi secara tidak sengaja ketika daun
teh dari tanaman teh milik kaisar jatuh ke dalam air panas yang sedang dimasak
oleh kaisar. Aroma sedap yang muncul, membuat kaisar tergoda untuk meminumnya.
Rasa sepat dan pahit yang ditimbulkan oleh daun teh tersebut sangat disukai
oleh kaisar. Menurut penelitian Kaisar Shen Nung, meminum teh dapat membuat
tubuh menjadi lebih segar dan dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Sejak saat
itu, kaisar menjadi sering meminum teh dan teh menjadi sangat popular di
Cina.
Tanaman
teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684 di bawa oleh Andreas Cleyer,
seorang berkebangsaan Jerman dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada
tahun 1828 saat pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu
tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik tanam paksa (Culture Stelsel).
Dasar utama
pengolahan teh adalah pemanfaatan oksidasi senyawa polifenol yang ada di dalam
daun teh. Proses oksidasi ini biasa disebut fermentasi. Berdasarkan sifat
fermentasinya, dikenal empat macam jenis teh yaitu:
1.
Teh putih (White tea)
Teh putih
merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Disebut teh putih
karena ketika dipetik, kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang
halus. Teh putih hanya diambil dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen
sebelum benar-benar mekar. Proses pengeringan dan penguapannya juga sangat
singkat. Karena prosesnya yang singkat, maka kandungan katekin pada teh putih
lebih ampuh untuk menangkal radikal bebas dibandingkan teh lainnya serta
berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.
2. Teh hijau (Green
tea)
Teh hijau juga
merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi, hanya saja proses
pengeringan dan penguapan daunnya sedikit lebih lama daripada teh putih. Teh
hijau dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit
kanker. Manfaat lain dari teh hijau yaitu: untuk mencegah dan menurunkan
tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol jahat, mencegah stroke, dan
menghaluskan kulit.
3. Teh oolong (Oolong
tea)
Teh ini disebut
juga sebagai teh semi fermentasi. Disebutkan bahwa oolong dalam Bahasa Cina
berarti naga hitam, karena daunnya yang mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba
terbangun ketika diseduh. Teh oolong mempunyai khasiat membantu kinerja
pencernaan, dan mengobati sakit kepala. Bahkan setelah dilakukan penelitian
modern terhadap teh oolong, diketahui bahwa teh ini berkhasiat mengontrol kadar
kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula.
4. Teh hitam (Black
tea)
Teh ini mudah
dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi
masyarakat. Dalam proses pengolahannya, terjadi fermentasi penuh sehingga warna
daun teh yang semula berwarna hijau akan berubah menjadi kecoklatan dan
kemudian akan berubah warna menjadi hitam melalui proses pengeringan.
Studi epidemiologis di Jepang menunjukkan
bahwa penduduk yang mendiami daerah produsen teh hijau, sangat sedikit tingkat
kematian akibat penyakit kankernya. Sedangkan studi yang dilakukan di Lowa,
Amerika Serikat menyimpulkan bahwa mereka yang minum teh minimal dua cangkir
setiap harinya akan mengurangi resiko terhadap penyakit kanker kandung kemih
(40%) dan kanker saluran pencernaan (68%) bila dibandingkan dengan mereka yang
tidak mengkonsumsinya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para
ahli, kandungan senyawa polifenol yang terdapat dalam teh berfungsi sebagai
pelindung terhadap penyakit kanker. Polifenol tergolong dalam antioksidan yang
sangat ampuh melawan kanker. Senyawa ini akan menetralkan radikal bebas yang
menjadi penyebab kanker. Dosen biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas
Boston mengatakan bahwa mengkonsumsi teh sama sekali tidak akan menimbulkan
efek samping yang merugikan. Karena itu, kita tidak perlu khawatir untuk
mengkonsumsi teh tiga hingga lima gelas sehari. Selain harganya yang relatif
murah, jenis tehnya pun dapat dipilih sesuai selera, dan yang utama adalah manfaatnya
bagi tubuh yang telah dibuktikan oleh para ahli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar