Kamis, 17 Mei 2012

MENGENAL LEBIH JAUH TANAMAN TEH


Sejak dahulu teh memang terkenal memiliki banyak khasiat bagi tubuh. Meminum teh dapat mengurangi rasa lelah, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kinerja tubuh dan kekuatan otak. Teh merupakan minuman hasil pengolahan dari pucuk tanaman teh (Camelia sinensis) yang biasanya tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian 200-2000 meter di atas permukaan laut dan dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat celcius. Hingga saat ini, terdapat sekitar 1500 jenis teh yang tersebar di seluruh dunia. 
Ada berbagai macam legenda mengenai asal mula teh, namun kisah yang paling banyak ditulis adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung dari provinsi Yunan-Cina yang hidup sekitar tahun 2737 SM. Cerita penemuan teh oleh kaisar terjadi secara tidak sengaja ketika daun teh dari tanaman teh milik kaisar jatuh ke dalam air panas yang sedang dimasak oleh kaisar. Aroma sedap yang muncul, membuat kaisar tergoda untuk meminumnya. Rasa sepat dan pahit yang ditimbulkan oleh daun teh tersebut sangat disukai oleh kaisar. Menurut penelitian Kaisar Shen Nung, meminum teh dapat membuat tubuh menjadi lebih segar dan dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Sejak saat itu, kaisar menjadi sering meminum teh dan teh menjadi sangat popular di Cina.
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684 di bawa oleh Andreas Cleyer, seorang berkebangsaan Jerman dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1828 saat pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik tanam paksa (Culture Stelsel).
Dasar utama pengolahan teh adalah pemanfaatan oksidasi senyawa polifenol yang ada di dalam daun teh. Proses oksidasi ini biasa disebut fermentasi. Berdasarkan sifat fermentasinya, dikenal empat macam jenis teh yaitu:  

1.   Teh putih (White tea)

 Teh putih merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Disebut teh putih karena ketika dipetik, kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Teh putih hanya diambil dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Proses pengeringan dan penguapannya juga sangat singkat. Karena prosesnya yang singkat, maka kandungan katekin pada teh putih lebih ampuh untuk menangkal radikal bebas dibandingkan teh lainnya serta berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.   

2.  Teh hijau (Green tea)
Teh hijau juga merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi, hanya saja proses pengeringan dan penguapan daunnya sedikit lebih lama daripada teh putih. Teh hijau dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit kanker. Manfaat lain dari teh hijau yaitu: untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol jahat, mencegah stroke, dan menghaluskan kulit.



3.  Teh oolong (Oolong tea)
Teh ini disebut juga sebagai teh semi fermentasi. Disebutkan bahwa oolong dalam Bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya yang mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh. Teh oolong mempunyai khasiat membantu kinerja pencernaan, dan mengobati sakit kepala. Bahkan setelah dilakukan penelitian modern terhadap teh oolong, diketahui bahwa teh ini berkhasiat mengontrol kadar kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula.   

4.  Teh hitam (Black tea)
 Teh ini mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi masyarakat. Dalam proses pengolahannya, terjadi fermentasi penuh sehingga warna daun teh yang semula berwarna hijau akan berubah menjadi kecoklatan dan kemudian akan berubah warna menjadi hitam melalui proses pengeringan.


Studi epidemiologis di Jepang menunjukkan bahwa penduduk yang mendiami daerah produsen teh hijau, sangat sedikit tingkat kematian akibat penyakit kankernya. Sedangkan studi yang dilakukan di Lowa, Amerika Serikat menyimpulkan bahwa mereka yang minum teh minimal dua cangkir setiap harinya akan mengurangi resiko terhadap penyakit kanker kandung kemih (40%) dan kanker saluran pencernaan (68%) bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsinya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli, kandungan senyawa polifenol yang terdapat dalam teh berfungsi sebagai pelindung terhadap penyakit kanker. Polifenol tergolong dalam antioksidan yang sangat ampuh melawan kanker. Senyawa ini akan menetralkan radikal bebas yang menjadi penyebab kanker. Dosen biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston mengatakan bahwa mengkonsumsi teh sama sekali tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan. Karena itu, kita tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi teh tiga hingga lima gelas sehari. Selain harganya yang relatif murah, jenis tehnya pun dapat dipilih sesuai selera, dan yang utama adalah manfaatnya bagi tubuh yang telah dibuktikan oleh para ahli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar