Kamis, 17 Mei 2012

PREFEKTUR KAGAWA (香川県)



Prefektur Kagawa (香川県, atau Kagawa-ken) merupakan prefektur Jepang yang terletak di timur laut Pulau Shikoku. Ibu kota prefektur Kagawa adalah Takamatsu. Dari akhir abad ke-7 sampai akhir abad ke-19, Prefektur Kagawa dikenal sebagai Provinsi Sanuki. Kagawa terletak di sebelah timur laut Pulau Shikoku, berbatasan langsung dengan Prefektur Ehime di sebelah barat dan Prefektur Tokushima di sebelah selatan. Dengan luas wilayah yang hanya 1.786 km2, Prefektur Kagawa menjadi prefektur dengan luas wilayah tersempit di Jepang dengan jumlah populasi 1.030.000 jiwa.
 Iklim di Prefektur Kagawa adalah hangat tanpa hujan yang banyak. Dengan iklim yang hangat dan lingkungan alam yang indah, Kagawa adalah tempat yang baik untuk pariwisata. Industri Kagawa terutama difokuskan pada produksi minyak bumi, batubara, galangan kapal, dan bahan kimia. Kagawa merupakan prefektur yang sektor pertaniannya relatif maju. Kagawa memiliki lahan pertanian sekitar 290,52 km2 yang digunakan sebagai lahan budidaya padi, sayuran dan buah-buahan. Karena tingkat curah hujan yang rendah, masyarakat Kagawa telah lama menaruh perhatian pada sistem irigasi dan telah membangun lebih dari 20.000 waduk dan bendungan.

TEMPAT WISATA
·         Kuil Kotohira (Kotohira-gu atau 金刀比羅宮)

Disebut juga dengan Konpira Dai Gongen (金比羅大権現) atau Konpira-san, merupakan kuil Shinto yang terletak di kota Kotohira Prefektur Kagawa.  Untuk pergi ke kuil bagian dalam kita harus berjalan menaiki 1.368 anak tangga. Pada tahap awal pendakian anak tangga, di sisi kanan dan kirinya, akan banyak kita jumpai toko-toko yang menjual makanan ringan, udon, es krim, dan bahkan banyak wisatawan yang membeli atau meminjam tongkat untuk membantu mereka dalam menaiki sisa anak tangga menuju ke kuil utama (Hongū). Dewa yang dipuja di kuil ini dihormati sebagai dewa pelindung bagi para pelaut. Dewa ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, menjamin hasil panen yang melimpah, membantu orang-orang menghindari nasib buruk dan dewa pembawa keberuntungan. Selain itu, terdapat Konpira Grand Theatre ( 大芝 atau Konpira Ōshibai), yang merupakan teater kabuki tertua di Jepang yang dibangun pada tahun 1835.

·         Shodoshima

Shodoshima (小豆 ) adalah sebuah pulau dengan luas wilayah sekitar 153,30 km2 yang terletak di Laut Pedalaman Jepang. Nama Shodoshima, secara harfiah berarti "Pulau Kacang Kecil" yang mengacu pada buah zaitun karena Shodoshima merupakan daerah pertama di Jepang yang behasil dalam mengembangkan buah zaitun. Oleh karena itu terkadang Shodoshima dikenal sebagai “Pulau Zaitun atau Olive Island”. Selain terkenal dengan kebun buah zaitunnya, di Shodoshima juga terdapat Jurang Kankakei, yang merupakan salah satu jurang terindah di Jepang. tempat ini akan semakin menarik bila dikunjungi pada pertengahan bulan November yaitu ketika musim gugur.

·         Pulau Naoshima

Pulau Naoshima merupakan sebuah pulau yang terletak di pedalaman laut Seto, Jepang. Pulau ini terkenal dengan koleksi galeri seni dan pamerannya. Salah satu museum yang terkenal di Pulau Naoshima yaitu Benesse House Museum dan Chichu Art Museum. Benesse House Museum dibuka pada tahun 1992 sekaligus merupakan sebuah hotel yang didirikan dengan konsep “alam, seni dan arsitektur”. Musium ini terdiri dari 4 bangunan yang semuanya dirancang oleh Tadao Ando. Karya-karya seni koleksi Benesse House Museum tidak hanya ada di dalam ruangan galeri namun juga tersebar di sepanjang pantai yang ada di dekat museum tersebut. Sedangkan Chichu Art Museum dibangun pada tahun 2004 dengan konsep “hubungan antara alam dan manusia”. Museum ini juga dirancang oleh Tadao Ando. Agar tidak merusak pemandangan di Pulau Naoshima, mayoritas bangunan Chichu Art Museum berlokasi di bawah tanah.

·         Ritsurin Park

Ritsurin Park memiliki luas total sekitar 750.000 m2 dan terletak di sebelah timur gunung Shiun. Ritsurin Park merupakan taman satu-satunya di Shikoku yang ditunjuk sebagai Harta Nasional Jepang. pembuatan taman ini dimulai sekitar tahun 1625 dan membutuhkan waktu 100 tahun untuk menyelesaikan taman ini. Taman ini terbagi atas Minami-en (Taman Selatan) dan Kita-en (Taman Utara) dengan latar belakang Gunung Shiun, 6 kolam, dan 13 gunung buatan. Jika kita mengunjungi Ritsurin Park di musim yang berbeda, kita dapat merasakan sensasi yang berbeda juga, seperti misalnya: pemandangan sakura mekar saat musim semi, bunga lotus dan iris di awal musim panas, bunga camelia di musim dingin serta pemandangan pohon momiji yang indah di musim gugur. Di sisi selatan taman, terdapat sebuah danau yang terbentang sebuah jembatan melengkung yang dinamai jembatan Engetsu. Di taman tersebut juga terdapat 2 buah kedai teh yaitu Kikugetsu Tei-Tei dan Higure yang menawarkan teh hijau lezat dan menu makan siang.  

·         Seto Ohashi
Seto Ohashi merupakan jembatan yang menghubungkan Pulau Honshu Dan Pulau Shikoku. Jembatan ini dibangun dari tahun 1978-1988. Seto Ohashi merupakan jembatan yang berfungsi rangkap sebagai jembatan jalan tol dan sebagai jembatan jalan kereta api yang terpanjang dan terbesar di seluruh dunia. Jembatan ini ditopang oleh beberapa buah menara setinggi lebih dari 100 meter. Kaki menara terpancang kokoh di dasar laut. Badan jembatan digantung pada kabel-kabel yang direntang di atas menara. Total kabel yang digunakan sebagai penyangga Seto Ohashi panjangnya mencapai 300.000 Km, setara dengan 7,5 lingkaran bumi. Jembatan dirancang tahan sampai 200 tahun. Karena Jepang merupakan daerah rawan gempa, maka jebatan ini juga dirancang tahan gempa. Buktinya ketika terjadi gempa tahun 1995 di Kobe, jembatan ini tak bergeming. Jembatan ini merupakan jembatan paling mahal di dunia dengan panjang 13,22 km (8,21 mil) dan menelan biaya $ 8.300.000.000.

FESTIVAL
·         Nio Dragon Festival (仁尾竜まつり)

Nio dragon festival merupakan event tradisional yang diadakan setiap bulan Agustus di kota Miyoto, prefektur Kagawa. Festival ini bertujuan untuk memohon hujan dan sudah ada sejak 200 tahun yang lalu.

·         Sanuki Takamatsu Festival

Tahun 888 terjadi kekeringan panjang di wilayah Sanuki (Kagawa). Kemudian rakyat berdoa untuk memohon hujan. Ketika hujan benar-benar mulai turun, rakyat yang merasa gembira mulai menari. Dari peristiwa tersebutlah lahirnya Sanuki Takamatsu Festival yang merupakan perayaan untuk mengucap rasa syukur atas turunnya hujan.

·         Olive Harvest Festival

Olive Harvest Festival bertempat di pulau Shodoshima yang merupakan tempat kelahiran budidaya zaitun di Jepang. Buah zaitun, sejak dahulu terkenal akan khasiatnya untuk perawatan kulit serta sebagai bahan makanan yang lezat dan sehat. Setiap tahunnya, festival ini diadakan dari bulan Oktober hingga November. Pengunjung dapat memetik buah zaitun, belajar bagaimana cara membuat acar buah zaitun serta pengunjung dapat membeli berbagai jenis produk olahan buah zaitun.

MAKANAN
·         Sanuki Udon

Sanuki udon merupakan makanan khas prefektur kagawa. Dinamai Sanuki Udon karena dulunya prefektur Kagawa bernama Sanuki. Sanuki udon merupakan salah satu dari tiga udon yang paling terkenal di Jepang (udon lainnya yaitu Mizusawa Udon dari Gunma dan Inaniwa Udon dari Akita). Pada mulanya, Sanuki Udon dibuat dari gandum lokal yang ditaman secara tradisional di Prefektur Kagawa, namun belakangan ini gandung yang digunakan diimpor dari Australia. Yang unik dari Sanuki Udon adalah teksturnya yang kenyal. Sanuki udon dapat disajikan dingin dengan saus atau dalam kaldu panas dengan topping (misalnya: daun bawang, parutan jahe atau tempura).

·         Honetuki-Dori

Merupakan masakan ayam panggang dengan tulang. Dimana, seluruh kaki ayam tersebut dibumbui dengan rempah-rempah kemudian digoreng. Masing-masing restoran menggunakan bumbu yang berbeda sehingga banyak orang yang tertarik untuk mencoba mencicipi Honetuki-dori di restoran yang berbeda.

·         Somen dan Soy Sauce 

Somen terbuat dari gandum dan air dingin yang diremas bersama-sama kemudian dibentuk menjadi mie tipis dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Somen merupakan mie tertua yang ditemukan di Jepang. Somen yang diproduksi di Pulau Shodoshima merupakan salah satu dari tiga mie terbaik di Jepang.
Soy Sauce terbuat dari fermentasi kedelai yang telah direbus dan gandum. Soy Sauce telah dikenal di Prefektur Kagawa selama lebih dari 400 tahun. Sehingga Prefektur Kagawa dikenal sebagai penghasil Soy Sauce tradisional yang cara pembuatannya diturunkan dari generasi ke generasi. Soy Sauce banyak digunakan sebagai pelengkap Sanuki Udon. 

KERAJINAN TANGAN

·         Marugame Uchiwa

Marugame Uchiwa pertama kali dibuat sebagai souvenir bagi para peziarah yang datang untuk mengunjungi kuil Kotohira di kota Marugame, Prefektur Kagawa. kipas ini dibuat dengan cara menempelkan kertas di sebuah kerangka bambu. Pada pertengahan Zaman Edo, masyarakat di wilayah Marugame membuat Uchiwa untuk menambah penghasilan mereka. Karena itu, banyak ditemukan pengrajin Uchiwa di daerah Marugame. Uchiwa yang ada di Jepang saat ini, 90% nya diproduksi dari daerah Marugame oleh karena itu, Marugame Uchiwa ditetapkan sebagai kerajinan tradisional Jepang pada tahun 1997.


THANK'S TO: GOOGLE

MENGENAL LEBIH JAUH TANAMAN TEH


Sejak dahulu teh memang terkenal memiliki banyak khasiat bagi tubuh. Meminum teh dapat mengurangi rasa lelah, meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kinerja tubuh dan kekuatan otak. Teh merupakan minuman hasil pengolahan dari pucuk tanaman teh (Camelia sinensis) yang biasanya tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian 200-2000 meter di atas permukaan laut dan dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat celcius. Hingga saat ini, terdapat sekitar 1500 jenis teh yang tersebar di seluruh dunia. 
Ada berbagai macam legenda mengenai asal mula teh, namun kisah yang paling banyak ditulis adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung dari provinsi Yunan-Cina yang hidup sekitar tahun 2737 SM. Cerita penemuan teh oleh kaisar terjadi secara tidak sengaja ketika daun teh dari tanaman teh milik kaisar jatuh ke dalam air panas yang sedang dimasak oleh kaisar. Aroma sedap yang muncul, membuat kaisar tergoda untuk meminumnya. Rasa sepat dan pahit yang ditimbulkan oleh daun teh tersebut sangat disukai oleh kaisar. Menurut penelitian Kaisar Shen Nung, meminum teh dapat membuat tubuh menjadi lebih segar dan dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Sejak saat itu, kaisar menjadi sering meminum teh dan teh menjadi sangat popular di Cina.
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684 di bawa oleh Andreas Cleyer, seorang berkebangsaan Jerman dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1828 saat pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik tanam paksa (Culture Stelsel).
Dasar utama pengolahan teh adalah pemanfaatan oksidasi senyawa polifenol yang ada di dalam daun teh. Proses oksidasi ini biasa disebut fermentasi. Berdasarkan sifat fermentasinya, dikenal empat macam jenis teh yaitu:  

1.   Teh putih (White tea)

 Teh putih merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi. Disebut teh putih karena ketika dipetik, kuncup daunnya masih ditutupi seperti rambut putih yang halus. Teh putih hanya diambil dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Proses pengeringan dan penguapannya juga sangat singkat. Karena prosesnya yang singkat, maka kandungan katekin pada teh putih lebih ampuh untuk menangkal radikal bebas dibandingkan teh lainnya serta berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh.   

2.  Teh hijau (Green tea)
Teh hijau juga merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi, hanya saja proses pengeringan dan penguapan daunnya sedikit lebih lama daripada teh putih. Teh hijau dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit kanker. Manfaat lain dari teh hijau yaitu: untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol jahat, mencegah stroke, dan menghaluskan kulit.



3.  Teh oolong (Oolong tea)
Teh ini disebut juga sebagai teh semi fermentasi. Disebutkan bahwa oolong dalam Bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya yang mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh. Teh oolong mempunyai khasiat membantu kinerja pencernaan, dan mengobati sakit kepala. Bahkan setelah dilakukan penelitian modern terhadap teh oolong, diketahui bahwa teh ini berkhasiat mengontrol kadar kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula.   

4.  Teh hitam (Black tea)
 Teh ini mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi masyarakat. Dalam proses pengolahannya, terjadi fermentasi penuh sehingga warna daun teh yang semula berwarna hijau akan berubah menjadi kecoklatan dan kemudian akan berubah warna menjadi hitam melalui proses pengeringan.


Studi epidemiologis di Jepang menunjukkan bahwa penduduk yang mendiami daerah produsen teh hijau, sangat sedikit tingkat kematian akibat penyakit kankernya. Sedangkan studi yang dilakukan di Lowa, Amerika Serikat menyimpulkan bahwa mereka yang minum teh minimal dua cangkir setiap harinya akan mengurangi resiko terhadap penyakit kanker kandung kemih (40%) dan kanker saluran pencernaan (68%) bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengkonsumsinya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli, kandungan senyawa polifenol yang terdapat dalam teh berfungsi sebagai pelindung terhadap penyakit kanker. Polifenol tergolong dalam antioksidan yang sangat ampuh melawan kanker. Senyawa ini akan menetralkan radikal bebas yang menjadi penyebab kanker. Dosen biokimia dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston mengatakan bahwa mengkonsumsi teh sama sekali tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan. Karena itu, kita tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi teh tiga hingga lima gelas sehari. Selain harganya yang relatif murah, jenis tehnya pun dapat dipilih sesuai selera, dan yang utama adalah manfaatnya bagi tubuh yang telah dibuktikan oleh para ahli.