Prefektur
Kagawa (香川県 atau Kagawa-ken) merupakan
prefektur Jepang yang terletak di timur laut Pulau
Shikoku. Ibu kota prefektur Kagawa adalah Takamatsu. Dari akhir abad ke-7 sampai akhir
abad ke-19, Prefektur Kagawa dikenal sebagai Provinsi Sanuki. Kagawa terletak
di sebelah timur laut Pulau Shikoku, berbatasan langsung dengan Prefektur Ehime di sebelah barat dan Prefektur Tokushima
di sebelah selatan. Dengan luas wilayah yang hanya 1.786 km2, Prefektur Kagawa menjadi
prefektur dengan luas wilayah tersempit di Jepang dengan jumlah populasi
1.030.000 jiwa.
Iklim di Prefektur Kagawa adalah hangat tanpa
hujan yang banyak. Dengan iklim yang hangat dan lingkungan alam yang indah, Kagawa adalah tempat yang baik untuk pariwisata. Industri Kagawa
terutama difokuskan pada produksi minyak bumi, batubara, galangan kapal, dan
bahan kimia. Kagawa merupakan prefektur yang sektor pertaniannya relatif maju.
Kagawa memiliki lahan pertanian sekitar 290,52 km2 yang digunakan sebagai lahan
budidaya padi, sayuran dan buah-buahan. Karena tingkat curah hujan yang rendah,
masyarakat Kagawa telah lama menaruh perhatian pada sistem irigasi dan telah
membangun lebih dari 20.000 waduk dan bendungan.
TEMPAT WISATA
·
Kuil Kotohira (Kotohira-gu atau 金刀比羅宮)
Disebut
juga dengan Konpira Dai Gongen (金比羅大権現) atau Konpira-san, merupakan kuil Shinto yang terletak di kota
Kotohira Prefektur Kagawa. Untuk pergi ke
kuil bagian dalam kita harus berjalan menaiki 1.368 anak tangga. Pada tahap
awal pendakian anak tangga, di sisi kanan dan kirinya, akan banyak kita jumpai
toko-toko yang menjual makanan ringan, udon, es krim, dan bahkan banyak
wisatawan yang membeli atau meminjam tongkat untuk membantu mereka dalam
menaiki sisa anak tangga menuju ke kuil utama (Hongū). Dewa yang dipuja di kuil ini dihormati sebagai
dewa pelindung bagi para pelaut. Dewa ini dipercaya dapat menyembuhkan
penyakit, menjamin hasil panen yang melimpah, membantu orang-orang menghindari
nasib buruk dan dewa pembawa keberuntungan. Selain itu, terdapat Konpira Grand Theatre (金 毗 罗大芝 居 atau Konpira Ōshibai), yang merupakan teater
kabuki tertua di Jepang yang dibangun pada tahun 1835.
·
Shodoshima
Shodoshima (小豆 岛) adalah sebuah pulau dengan luas wilayah sekitar 153,30 km2 yang
terletak di Laut Pedalaman Jepang. Nama Shodoshima, secara harfiah berarti
"Pulau Kacang Kecil" yang mengacu pada buah
zaitun karena Shodoshima merupakan daerah pertama di Jepang yang behasil
dalam mengembangkan buah zaitun. Oleh karena itu terkadang Shodoshima dikenal
sebagai “Pulau Zaitun atau Olive Island”. Selain terkenal dengan kebun buah
zaitunnya, di Shodoshima juga terdapat Jurang Kankakei, yang merupakan salah
satu jurang terindah di Jepang. tempat ini akan semakin menarik bila dikunjungi
pada pertengahan bulan November yaitu ketika musim gugur.
·
Pulau Naoshima
Pulau Naoshima
merupakan sebuah pulau yang terletak di pedalaman laut Seto, Jepang. Pulau ini
terkenal dengan koleksi galeri seni dan pamerannya. Salah satu museum yang
terkenal di Pulau Naoshima yaitu Benesse House Museum dan Chichu Art Museum. Benesse House Museum dibuka pada
tahun 1992 sekaligus merupakan sebuah hotel yang didirikan dengan konsep “alam,
seni dan arsitektur”. Musium ini terdiri dari 4 bangunan yang semuanya
dirancang oleh Tadao Ando. Karya-karya seni koleksi Benesse House Museum tidak
hanya ada di dalam ruangan galeri namun juga tersebar di sepanjang pantai yang
ada di dekat museum tersebut. Sedangkan Chichu Art Museum dibangun pada tahun
2004 dengan konsep “hubungan antara alam dan manusia”. Museum ini juga
dirancang oleh Tadao Ando. Agar tidak merusak pemandangan di Pulau Naoshima,
mayoritas bangunan Chichu Art Museum berlokasi di bawah tanah.
·
Ritsurin Park
Ritsurin
Park memiliki luas total sekitar 750.000 m2 dan terletak di sebelah timur gunung
Shiun. Ritsurin Park merupakan taman satu-satunya di Shikoku yang ditunjuk
sebagai Harta Nasional Jepang. pembuatan taman ini dimulai sekitar tahun 1625
dan membutuhkan waktu 100 tahun untuk menyelesaikan taman ini. Taman ini
terbagi atas Minami-en (Taman Selatan) dan Kita-en (Taman Utara) dengan latar
belakang Gunung Shiun, 6 kolam, dan 13 gunung buatan. Jika kita mengunjungi
Ritsurin Park di musim yang berbeda, kita dapat merasakan sensasi yang berbeda
juga, seperti misalnya: pemandangan sakura mekar saat musim semi, bunga lotus
dan iris di awal musim panas, bunga camelia di musim dingin serta pemandangan
pohon momiji yang indah di musim gugur. Di sisi selatan taman, terdapat sebuah
danau yang terbentang sebuah jembatan melengkung yang dinamai jembatan Engetsu.
Di taman tersebut juga terdapat 2 buah kedai teh yaitu Kikugetsu Tei-Tei dan
Higure yang menawarkan teh hijau lezat dan menu makan siang.
Seto
Ohashi merupakan jembatan yang menghubungkan Pulau Honshu Dan Pulau Shikoku. Jembatan
ini dibangun dari tahun 1978-1988.
Seto Ohashi merupakan
jembatan yang berfungsi rangkap sebagai jembatan jalan tol dan sebagai jembatan
jalan kereta api yang terpanjang dan terbesar di seluruh dunia. Jembatan ini
ditopang oleh beberapa buah menara setinggi lebih dari 100 meter. Kaki menara
terpancang kokoh di dasar laut. Badan jembatan digantung pada kabel-kabel yang
direntang di atas menara. Total kabel yang digunakan sebagai penyangga Seto
Ohashi panjangnya mencapai 300.000 Km, setara dengan 7,5 lingkaran bumi.
Jembatan dirancang tahan sampai 200 tahun. Karena Jepang merupakan daerah rawan
gempa, maka jebatan ini juga dirancang tahan gempa. Buktinya ketika terjadi
gempa tahun 1995 di Kobe, jembatan ini tak bergeming. Jembatan ini merupakan
jembatan paling mahal di dunia dengan panjang 13,22 km (8,21 mil) dan
menelan biaya $ 8.300.000.000.
FESTIVAL
·
Nio
Dragon Festival (仁尾竜まつり)
Nio dragon festival
merupakan event tradisional yang diadakan setiap bulan Agustus di kota Miyoto,
prefektur Kagawa. Festival ini bertujuan untuk memohon hujan dan sudah ada
sejak 200 tahun yang lalu.
·
Sanuki
Takamatsu Festival
Tahun 888 terjadi kekeringan
panjang di wilayah Sanuki (Kagawa). Kemudian rakyat berdoa untuk memohon hujan.
Ketika hujan benar-benar mulai turun, rakyat yang merasa gembira mulai menari.
Dari peristiwa tersebutlah lahirnya Sanuki Takamatsu Festival yang merupakan
perayaan untuk mengucap rasa syukur atas turunnya hujan.
·
Olive Harvest Festival
Olive
Harvest Festival bertempat di pulau Shodoshima yang merupakan tempat kelahiran
budidaya zaitun di Jepang. Buah zaitun, sejak dahulu terkenal akan khasiatnya
untuk perawatan kulit serta sebagai bahan makanan yang lezat dan sehat. Setiap
tahunnya, festival ini diadakan dari bulan Oktober hingga November. Pengunjung dapat memetik buah zaitun, belajar bagaimana
cara membuat acar buah zaitun
serta pengunjung dapat membeli berbagai jenis produk olahan buah zaitun.
MAKANAN
·
Sanuki Udon
Sanuki
udon merupakan makanan khas prefektur kagawa. Dinamai Sanuki Udon karena
dulunya prefektur Kagawa bernama Sanuki. Sanuki udon merupakan salah satu dari
tiga udon yang paling terkenal di Jepang (udon lainnya yaitu Mizusawa Udon dari
Gunma dan Inaniwa Udon dari Akita). Pada mulanya, Sanuki Udon dibuat dari
gandum lokal yang ditaman secara tradisional di Prefektur Kagawa, namun
belakangan ini gandung yang digunakan diimpor dari Australia. Yang unik dari
Sanuki Udon adalah teksturnya yang kenyal. Sanuki udon dapat disajikan dingin dengan saus atau dalam kaldu panas
dengan topping (misalnya: daun bawang, parutan jahe atau tempura).
Merupakan masakan ayam panggang dengan tulang.
Dimana, seluruh kaki ayam tersebut dibumbui dengan rempah-rempah kemudian
digoreng. Masing-masing restoran menggunakan bumbu yang berbeda sehingga banyak
orang yang tertarik untuk mencoba mencicipi Honetuki-dori di restoran yang
berbeda.
·
Somen dan Soy Sauce
Somen
terbuat dari gandum dan air dingin yang diremas bersama-sama kemudian dibentuk
menjadi mie tipis dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Somen merupakan mie
tertua yang ditemukan di Jepang. Somen yang diproduksi di Pulau Shodoshima
merupakan salah satu dari tiga mie terbaik di Jepang.
Soy Sauce terbuat
dari fermentasi kedelai yang telah direbus dan gandum. Soy Sauce telah dikenal
di Prefektur Kagawa selama lebih dari 400 tahun. Sehingga Prefektur Kagawa
dikenal sebagai penghasil Soy Sauce tradisional yang cara pembuatannya
diturunkan dari generasi ke generasi. Soy Sauce banyak digunakan sebagai
pelengkap Sanuki Udon.
KERAJINAN TANGAN
·
Marugame
Uchiwa
Marugame Uchiwa
pertama kali dibuat sebagai souvenir bagi para peziarah yang datang untuk
mengunjungi kuil Kotohira di kota Marugame, Prefektur Kagawa. kipas ini dibuat
dengan cara menempelkan kertas di sebuah kerangka bambu. Pada pertengahan Zaman
Edo, masyarakat di wilayah Marugame membuat Uchiwa untuk menambah penghasilan
mereka. Karena itu, banyak ditemukan pengrajin Uchiwa di daerah Marugame. Uchiwa
yang ada di Jepang saat ini, 90% nya diproduksi dari daerah Marugame oleh
karena itu, Marugame Uchiwa ditetapkan sebagai kerajinan tradisional Jepang pada
tahun 1997.
THANK'S TO: GOOGLE